CABLE MODEM
Cable Modem yaitu modem yang digunakan pada jaringan televisi kabel, merupakan kependekan dua buah kata :
1. Cable, kependekan dari Cable television network
2. Modem, kependekan dari Modulator dan Demodulator.
Jadi pengertian cable modem adalah suatu devais yang dapat berupa external box yang dihubungkan ke PC pada ethernet atau berupa internal card, yang mampu memberikan pelayanan akses data berkecepatan tinggi melalui jaringan televisi kabel.
Ide dasar yang melatarbelakangi dibuatnya Cable Modem yaitu memanfaatkan jaringan televisi kabel yang sudah ada untuk komunikasi data berkecepatan tinggi.
Cable Modem pada sisi pelanggan
1.1. Jenis Cable Modem
Jenis Cable modem menurut koneksinya ke headend (sentral jaringan cable modem) ada dua macam. Perbedaannya terletak pada media yang digunakan untuk transmisi data upstream (dari pemakai ke headend).
1.1.1. Sistem Telco-Return
Sistem Telco return yaitu sistem cable modem yang melakukan transmisi data upstream melalui jaringan telepon / PSTN(Public Switching Telephone Network), sedangkan untuk downstream (dari sentral ke pemakai) tetap menggunakan jaringan televisi kabel.
Cable modem dengan sistem telco return mempunyai kelebihan yaitu pada kemudahan pada implementasi. Dengan telco return, jaringan televisi kabel yang umumnya adalah jaringan one-way (hanya bisa untuk transmisi satu arah dari headend ke pemakai) pada jaringan fibre-optic-nya. Tetapi dengan upstream (transmisi dari pemakai ke sentral) melalui jaringan PSTN akan menyebabkan terjadinya masalah-masalah yang dihadapi oleh modem PSTN.
1.1.2. Sistem Two-Way
Transmisi data upstream dan downstream sistem two-way, kedua-duanya menggunakan jaringan televisi kabel. Keuntungan sistem ini adalah pada kecepatan downstream dan upstream. Tetapi untuk menerapkan sistem two-way diperlukan upgrade jaringan TV-kabel.
1.2. Kelebihan dan Kekurangan Cable Modem
Cable Modem mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :
· Kecepatan transmisi data yang sangat tinggi yang dapat mencapai transfer rate hingga 10 Mbps, bahkan ada beberapa cable modem yang memiliki transfer rate hingga 30 Mbps. Untuk jenis two-way, kecepatan pancar dan terimanya bisa mencapai angka tersebut. Sedangkan untuk jenis telco return, kecepatan tersebut hanya dalam penerimaan saja. Karena kecepatan transfer yang tinggi ini, maka akan sangat mendukung kemampuan multimedia melalui internet.
· Dibandingkan dengan ISDN, instalasi cable modem jauh lebih sederhana.
· Untuk cable modem jenis two-way, beberapa kelebihannya dibandingkan dengan modem PSTN yaitu : untuk mengakses ISP(Internet Service Provider) tidak perlu melakukan dialing dan pernah menerima nada sibuk, telepon pemakai tidak terganggu, tidak perlu membayar tagihan telepon bulanan untuk internet.
· Tagihan bulanan tidak tergantung dari lamanya pemakaian.
· Dengan cable modem memungkinkan on-line 24 jam sehari, sehingga pemakai dapat membuat Personal Web Server sendiri.
Dengan berbagai kelebihan tersebut, cable modem mempunyai kekurangan-kekurangan sbb. :
· Hanya bernilai ekonomis apabila diimplementasikan di daerah yang sudah terjangkau TV-kabel.
· Bila terjadi gangguan pada satu cable modem, maka akan mengganggu kerja sistem secara keseluruhan.
· Tidak ada jaminan kecepatan transmisi yang selalu tinggi.
· Untuk cable modem dengan sistem telco-return akan menghadapi masalah-masalah seperti pada modem PSTN.
Dasar Cable Modem
2.1. Instalasi Cable Modem
Dalam memasang instalasi Cable Modem, diperlukan sebuah power splitter dan kabel baru. Splitter membagi sinyal menjadi dua, untuk instalasi lama (TV set top box) dan yang baru ke Cable Modem.
Sinyal yang ditransmisikan dari Cable Modem bisa terlalu kuat, sehingga beberapa TV set yang dihubungkan dalam koneksi yang sama dapat terganggu. Isolasi pada splitter pada umumnya tidak cukup, sehingga diperlukan tambahan High-Pass Filter yang diperlukan dalam koneksi yang ke TV set. High-pass filter hanya melalukan frekuensi TV-channel dan memblokade upstream frequency band.
Instalasi cable modem standar
2.2. Diskripsi Fungsional Sistem
Tipe Cable Modem menurut bentuk fisiknya ada 3 macam : eksternal, internal, dan set-top boxes. Bentuk fisik dari Cable Modem type eksternal contohnya seperti pada gambar di bawah ini :
Gambar 3 Cable Modem tipe eksternal
Cable Modem yang diproduksi oleh vendor-vendor di dunia berbeda-beda, tetapi arsitektur dasarnya kurang lebih seperti pada gambar di bawah ini.
Digram fungsional Cable Modem
Tuner dihubungkan langsung dengan koneksi jaringan TV kabel. Umumnya tuner yang digunakan adalah yang sudah dibuat menjadi satu dengan diplexer agar untuk melayani sinyal upstream dan downstream melalui tuner yang sama.
Dalam arah downstream, sinyal IF dari tuner masuk ke demodulator. Umumnya demodulator terdiri dari A/D converter, QAM-64/256 demodulator, MPEG frame synchronization, dan Reed Solomon error correction.
Dalam arah upstream, dari burst modulator disalurkan ke tuner. Burst modulator melakukan Reed Solomon encoding untuk tiap burst, modulasi yang dipilih yaitu QPSK/QAM-16 pada frekuensi yang dipilih dan D/A converter. Sinyal output dipancarkan dengan level yang dapat diatur untuk mengkompensasi cable loss.
Mekanisme Media Access Control (MAC) diletakkan antara jalur transmit dan receive. Perangkat ini dapat diimplementasikan dalam bentuk hardware saja atau setengah hardware setengah software. MAC bertugas untuk membentuk protokol, termasuk ranging dsb.
Pertukaran data antara MAC dan komputer, dapat dilakukan dalam berbagai bentuk interface, seperti ethernet, USB, PCI bus.
2.3. Downstream
Kata “downstream” digunakan untuk sinyal yang diterima oleh Cable Modem. Karakteristik electrical dapat dilihat pada tabel.
Frekuensi | 65-850 MHz |
Bandwith | 6 MHz in USA and 8 MHz in Europe |
Modulasi | 64-QAM dengan 6 bits per symbol (normal) 256-QAM dengan 8 bits per symbol (lebih cepat, tetapi lebih sensitif terhadap noise) |
Data rate kasar bergantung pada modulation dan bandwidth seperti pada tabel berikut ini.
| 64-QAM | 256-QAM |
6 MHz | 31.2 Mbit/s | 41.6 Mbit/s |
8 MHz | 41.4 Mbit/s | 55.2 Mbit/s |
Catatan: symbol rate 6.9 Msym/s digunakan pada bandwidth 8 MHz, sedangkan 5.2 Msym/s digunakan pada bandwidth 6 MHz atau yang lebih rendah. Bit-rate kasar lebih tinggi dibandaingkan dengan effective data-rate selama error-correction, framing dan proses lain.
2.4. Upstream
Kata “upstream” digunakan untuk sinyal yang ditransmisikan oleh Cable Modem. Upstream selalu berupa bursts, sehingga beberapa modem dapat transmit pada frekuensi yang sama. Range frekuensiumumnya 5-65 MHz atau 5-42 MHz. Bandwith per channel yang mungkin bisa antara lain 2 MHz untuk 3 MBit/s untuk kanal QPSK.
Bentuk modulasi yaitu QPSK (2 bits per symbol) dan 16-QAM (4 bits per symbol), QAM adalah yang paling cepat, tetapi juga sangat sensitif terhadap gangguan. Satu kali downstream umumnya dibarengi dengan satu kanal upstream channels untuk menciptakan keseimbangan dalam data dalam bandwiths yang dibutuhkan.
Gambar 5 Bandwidth RF interface dalam Cable Modem
Setiap modem mentransmisikan burst-burrst dalam timeslots, yang dinamakan sebagai reserved slot, contention slot, dan ranging slot.
2.4.1. Reserved slot
reserved slot adalah sebuah timeslot yang dicadangkan untuk sebuah Cable Modem khusus. Tidak ada Cable Modem lain yang dibolehkan transmit pada timeslot tersebut. CMTS (Head-End) mengalokasikan timeslot ini untuk berbagai Cable Modem melalui algoritma alokasi bandwidth (catatan: this algorithm is vendor specific, and may differentiate vendors considerably).Reserved slots umumnya digunakan untuk transmisi data yang lebih panjang.
2.4.2. Contention slots
Timeslots yang disebut contention slots terbuka untuk seluruh Cable Modem yang transmit in. Jika dua buah Cable Modem melakukan transmit dalam timeslot yang sama, paket-paketnya bertabrakan dan datanya hilang. CMTS (Head-End) akan memberikan sinyal bahwa tidak ada data yang diterima, agar Cable Modems mencoba lagi pada waktu yang lain (secara acak). Contention slots umunya digunakan untuk data transmissions yang sangat pendek (seperti permintaan untuk reserved slots untuk transmit lebih banyak data).
2.4.3. Ranging slots
Oleh karena jarak secara fisik antara CMTS (Head-End) dan the Cable Modem, time delay yang dihasilkan dapat mencapai orde milliseconds. Untuk mengkompensasi hal ini, seluruh Cable modem menggunakan ranging protocol, yang secara efektif memindahkan “clock” dari masing-masing cable modem untuk mengkompensasi delay tersebut.
Untuk melakukan hal ini, beberapa (umumnya 3) consecutive time-slots diset ke samping untuk ranging setiap saat ini dan kemudian. Cable Modem diperintahkan untuk mencoba transmit dalam time-slot kedua in the 2nd time-slot. CMTS (Head-End) mengukurnya, dan memberitahukan Cable Modem tentang nilai koreksi positif atau negatif untuk local clock-nya. Dua timeslots sebelum dan sesudah memerlukan selang/gap untuk menjamin bahwa ranging burst tidak bertabrakan dengan traffic lain.
2.5. Format Data
2.5.1. Downstream
Data downstream berbentuk frame menurut MPEG-TS (transport stream) specification. Pada gambar ditunjukkan format blok sederhana 188/204 byte dengan single fixed sync byte pada awal tiap block. Algoritma error correction Reed-Solomon menurunkan ukuran block dari 204 menjadi 188 byte, tersisa 187 untuk MPEG header dan payload. Dalam hal ini beberapa standar agak berbeda, beberapa standar memperbolehkan beberapa macam formatting dari data dalam MPEG-TS payload. Untuk DVB/DAVIC standard, framing di dalam MPEG-TS paylod adalah stream dari ATM cells.
2.5.2. Upstream
Upstream data disusun dalam burst-burst yang pendek. DAVIC/DVB standard memerlukan panyang burst yang fixed, sedangkan MCNS standard mensyaratkan panjang bursts yang variabel.
Jika data upstream hanya dalam data burst yang pendek, maka modulator membutuhkan sesuatu untuk memicunya. Yaitu unique word, yang mendahului data. Untuk DVB/DAVIC, unique word adalah 32 bit data yang mentrigger demodulator untuk mendemodulasikan burst tersebut.
Tanpa unique word, demodulator sangat mudah untuk dapat memulai demodulasi bermacam-macam sinyal noise dsb. Dan akibatnya semua kesibukan tersebut dilakukan pada saat data sebenarnya datang. Selain itu unique word juga untuk resynchronisation untuk tiap-tiap burst.
2.6. Media Access Control (MAC)
Mekanisme Media Access Control pada umumnya diimplementasikan dalam bentuk hardware atau kombinasi hardware dan software. Kegunaan utama MAC adalah untuk membagi-bagi media dalam jalan yang masuk akal. CMTS maupun Cable Modem mengimplementasikan protokol untuk melakukan :
1. Ranging untuk mengkompensasi cable losses yang berbeda-beda. Hal ini perlu agar upstream burst yang diterima dari seluruh cable modem di Head-End mempunyai level yang sama. Jika dua Cable Modems transmit pada waktu yang sama, tetapi salah satunya lebih lemah dari lainnya menyebabkan CMTS hanya akan mendengar hanya dari yang sinyalnya kuat dan mengasumsikan semuanya baik-baik saja. Jika dua sinyal mempunyai kekuatan yang sama, sinyal akan dianggap keliru dan CMTS akan tahu bahwa tabrakan telah terjadi.
2. Ranging untuk mengkompensasi cable delay yang berbeda-beda. Besarnya ukuran jaringan CATV menyebabkan delay yang cukup besar dalam orde mili detik.
3. Memlih frekuensi Cable Modem dsb. Pertama-tama Cable Modem mendengarkan dalam downstream untuk mengumpulkan informasi tentang dimana dan bagaimana untuk menjawab. Kemudian memberikan tanda pada sistem untuk menggunakan frekuensi upstream yang telah ditentukan tersebut.
4. Mengalokasikan time-slots untuk upstream.
Jika didalami lebih lanjut, protokol yang digunakan untuk Cable Modem pada dasarnya sama dengan protokol yang digunakan dalam berbagai sistem satelit.
2.7. Standarisasi Cable Modem
Ada beberapa standar cable modem yang telah dipakai vendor-vendor di seluruh dunia, yaitu:
2.7.1. Propietary System
Pertama kali Cable Modem muncul untuk dipasarkan pada masyarakat, belum ada standar yang sama untuk masing-masing vendor pembuat Cable Modem.
2.7.2. IEEE 802.14
IEEE (Institute of Electronic and Electrical Engineering) 802.14 adalah standar yang dibentuk pertama-tama untuk Cable Modem. Kelompok kerja IEEE MAC (Media Access Control) dan PHY (Physical Layer) dibentuk pada bulan Mei 1994 dengan tujuan yaitu menemukan suatu bentuk standar untuk MAC dan PHY cable modem. Standar ini berhasil dirumuskan pada bulan Desember 1995, tetapi standar ini dikeluarkan kepada vendor-vendor cable modem baru pada akhir 97.
Standar IEEE 802.14 ini dikembangkan dengan dasar pada kekuatan teknologi, sehingga direncanakan teknologi ini bisa bertahan lama. Standar IEEE 803.14 inilah yang akan menjadi standar bagi cable modem generasi ke tiga.
2.7.3. MCNS-DOCSIS
Latar belakang utama dikeluarkannya MCNS-DOCSIS (Multimedia Cable Network System - Data Over Cable Service Interface Specification) yaitu karena vendor-vendor cable modem sudah tidak sabar menunggu keluarnya standar IEEE 802.14 yang merupakan usaha pertama untuk menstandarisasi cable modem, lalu mereka yang terdiri dari Comcast, Cox, TCI, dan Time Warner membentuk Multimesia Cable Network System Partners, Ltd. (MCNS). Hasil koalisi dari vendor-vendor ini mencakup masyarakat pemakai yang masing-masing 85% Amerika Serikat dan 70% Canada. MCNS-DOCSIS dirilis pada bulan Maret 1997. Pada hari itu juga sudah lebih dari 20 vendor yang setuju untuk membuat cable modem yang sesuai dengan standar MCNS-DOCSIS.
Yang menjadi titik berat utama dalam MCNS-DOCSIS yaitu meminimkan biaya dan waktu produksi yang diperlukan untuk melepas produksinya ke pasar, dengan cara meminimalkan kompleksitas teknis dan solusi teknologi pengembangan hanya pada teknologi yang benar-benar dibutuhkan oleh pemakai.
Standar MCNS-DOCSIS kebanyakan dipakai di negara-negara benua Amerika bagian utara.
2.7.4. DAVIC/DVB
Pada awalnya DAIC/DVB adalah standar untuk Digital Set Top Box yaitu suatu devais yang inputnya dihubungkan ke kabel coaxial dari jaringan televisi kabel dan outputnya dihubungkan ke TV digunakan untuk menerima siaran TV dari jaringan kabel. Pada perkembangan selanjutnya DAVIC/DVB digunakan juga sebagai standar cable modem.
2.8. Konfigurasi Jaringan Cable Modem
Konfigurasi Jaringan Cable Modem
Dalam struktur dasar sistem televisi kabel, mempunyai 5 komponen utama, yaitu:
· Headend
· Trunk cable (fiber optic)
· Distribution (or feeder) cable in the neighborhood
· Drop cable to home and in-house wiring (coaxial), and
· Terminal equipment (consumer electronic)
Jaringan televisi kabel yang lebih dikenal dengan jaringan CATV (Cable Antenna Television) dirancang dan digunakan untuk distribusi televisi kabel. Dengan meng-upgrade sistem ini, umumnya akan memungkinkan untuk melalukan sinyal dalam arah upstream dan downstream. Frekuensi yang lebih tinggi mengalir ke subscriber (pelanggan) dan frekuensi yang lebih rendah mengalir ke arah sentral. Hal ini dilakukan dengan upgrade pada amplifiers dalam jaringan kabel distribusi, dsb.
Kebanyakan jaringan CATV berupa jaringan Hybrid Fibre-Coax (HFC) networks. Sinyal mengalir dalam kabel fiber-optical dari pusat Head-End ke lokasi di dekat pelanggan. Pada titik tersebut sinyal dikonversikan ke kabel koaksial, yang mengalir ke subscriber premisses.
Sebuah CMTS umumnya melayani kira-kira 1000 pengguna Cable Modem secara simultan pada satu TV channel. Jika Cable Modems lebih yang diperlukan, jumlah TV channel ditambah dengan menambahkan channels pada CMTS.
2.9. CMTS (Cable Modem Termination System)
CMTS yaitu modem yang dipakai pada sisi headend jaringan televisi kabel. Bentuk fisiknya seperti pada gambar 7, sedangkan pemasangan CMTS pada jaringan Cable Modem ditunjukkan dalam.
Gambar 7 Cable Modem Termination System
Pemasangan CMTS pada jaringan Cable Modem
MODEM DSL
ADSL atau Asymmetric Digital Subscriber Line adalah salah satu bentuk dari teknologi DSL. Ciri khas ADSL adalah sifatnya yang asimetrik, yaitu bahwa data ditransferkan dalam kecepatan yang berbeda dari satu sisi ke sisi yang lain.
ADSL sendiri merupakan salah satu dari beberapa jenis DSL, disamping SDSL, GHDSL, IDSL, VDSL, dan HDSL. DSL merupakan teknologi akses internet menggunakan kabel tembaga, sering disebut juga sebagai teknologi suntikan atau injection technology yang membantu kabel telepon biasa dalam menghantarkan data dalam jumlah besar. DSL sendiri dapat tersedia berkat adanya sebuah perangkat yang disebut DSLAM (DSL Acces Multiplexter). Untuk mencapai tingkat kecepatan yang tinggi, DSL menggunakan sinyal frekuensi hingga 1 MHz. Lain halnya untuk ADSL, sinyal frekuensi yang dipakai hanya berkisar antara 20 KHz sampai 1 MHz. Sementara untuk penggunaan ADSL di Indonesia dengan program Telkom Speedy, kecepatan yang ditawarkan berkisar antara 1024 kbps untuk downstream dan 128 kbps untuk upstream. Kecepatan downstream inilah yang menjadikan ADSL lebih cocok untuk kalangan rumah tangga. Karena pada kalangan rumah tangga umumnya lebih banyak kegiatan menerima, dibandingkan kegiatan mengirim. Seperti mendownload data, gambar, musik, ataupun video.
Perkenalan masyarakat Indonesia sendiri akan ADSL mulai berkembang saat PT.Telkom, yang merupakan perusahaan pengatur jaringan telepon nasional memperkenalkan program yang disebut sebagai Telkom Speedy, yaitu jaringan khusus dari PT.Telkom untuk penggunaan internet.
Ciri ADSL
ADSL sendiri memiliki bermacam-macam jenis dengan kecepatan, jenis router, USB dan perangkat lain yang ada di dalamnya. Misalnya ada yang dapat dipakai untuk dua komputer dengan menggunakan sambungan USB, tapi ada juga yang dapat digunakan untuk empat komputer dengan koneksi LAN Ethernet. Namun ada baiknya dalam memilih modem ADSL, kita memilih menggunakan modem yang memiliki tombol on dan off. Hal ini dimaksudkan supaya kita dapat mengatur penggunaan koneksi sebanyak yang kita butuhkan dan menghemat biaya koneksi yang digunakan. Terlebih di Indonesia masih menggunakan penghitungan waktu atau banyaknya bandwidth yang digunakan.
Hal penting lain yang dimiliki oleh modem ADSL adalah adanya lampu indikator yang berguna mengetahui jalannya proses koneksi yang terjadi. Umumnya lampu yang ada pada modem ADSL adalah lampu PPP (Point-to-Point Protocol), Power, DSL. Ada juga lampu tambahan bila kita menggunakan koneksi Ethernet dan USB.
Dari tiga lampu indikator yang ada pada modem, yang terpenting adalah lampu PPP dan DSL. Di mana lampu DSL menunjukkan koneksi sudah terhubung dengan baik pada line. Sementara lampu PPP menunjukkan adanya arus data ketika seseorang melakukan browsing.
Setelah perangkat lengkap, hal yang penting dalam penggunaan ADSL di Indonesia adalah penggunaan IP modem dan password. Hal ini digunakan untuk melindungi penggunaan layanan bagi konsumen yang diberikan oleh provider. IP yang kita miliki akan menjadi gerbang untuk memasuki jaringan. Jika kita merubah password untuk login, maka kita perlu memasukkan kembali sesuai perubahan yang dilakukan. Bila seluruh proses ini berhasil dilalui, maka selanjutnya kita sudah dapat berkoneksi internet dengan ADSL.
Penggunaan ADSL di Indonesia saat ini tidak hanya berkisar hanya di pulau Jawa saja, tapi juga sudah meluas sampai ke luar Jawa. Seperti Bali dan Sumatera. Walaupun kualitas yang ditawarkan memang masih banyak mengalami masalah, namun adanya ADSL dalam berkoneksi internet sangatlah membantu dibandingkan dengan cara lama yang menggunakan sistem dial-up.
Kelebihan ADSL
· Pembagian frekuensi menjadi dua, yaitu frekuensi tinggi untuk menghantarkan data, sementara frekuensi rendah untuk menghantarkan suara dan fax.
· Bagi pengguna di Indonesia yang memakai program Speedy, penggunaan ADSL membuat kegiatan internet menjadi jauh lebih murah. Sehingga kita dapat berinternet tanpa khawatir dengan tagihan yang membengkak.
Kekurangan ADSL
Adapun kualitas dari ADSL saat ini masih memiliki kekurangan.
· Seperti sangat berpengaruhnya jarak pada kecepatan pengiriman data. Semakin jauh jarak antara modem dengan PC, atau saluran telepon kita dengan gardu telepon, maka semakin lambat pula kecepatan mengakses internetnya.
· Tidak semua software dapat menggunakan modem ADSL. Misalnya Linux atau program lama seperti Windows 98. Cara yang dipakai pun akan lebih rumit dan ada kemungkinan memakan waktu lama. Sehingga pengguna Linux harus menggantinya dengan software yang lebih umum seperti Windows Xp atau Mac.
· Adanya load coils yang dipakai untuk memberikan layanan telepon ke daerah-daerah, sementara load coils sendiri adalah peralatan induksi yang menggeser frekuensi pembawa ke atas. Sayangnya load coils menggeser frekuensi suara ke frekuensi yang biasa digunakan DSL. Sehingga mengakibatkan terjadinya interferensi dan ketidak cocokkan jalur untuk ADSL.
· Adanya Bridged tap, yaitu bagian kabel yang tidak berada pada jalur yang langsung antara pelanggan dan CO. Bridged tap ini dapat menimbulkan noise yang mengganggu kinerja DSL.
· Penggunaan fiber optic pada saluran telepon digital yang dipakai saat ini. Di mana penggunaan fiber optic ini tidak sesuai dengan sistem ADSL yang masih menggunakan saluran analog yaitu kabel tembaga, sehingga akan sulit dalam pengiriman sinyal melalui fiber optic
Contoh Kasus Penggunaan ADSL
Adapun cara-cara penggunaan ADSL di Indonesia, pertama-tama kita terlebih dahulu harus memiliki perangkat ADSL. Seteleh memiliki perangkat ADSL, kita harus memeriksa keberadaan nomor telepon rumah kita di layanan Telkom Speedy, apakah sudah terdaftar atau belum. Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah, seberapa jauh jarak antara gardu Telkom dengan rumah kita. Karena dalam ADSL, jarak sangat berpengaruh pada kecepatan koneksi internet. Setelah memastikan bahwa nomor telepon sudah terdaftar dan jarak sudah diperhitungkan, yang harus kita lakukan selanjutnya adalah pemasangan ADSL pada sambungan telepon.
Untuk menyambungkan antara ADSL dengan line telepon, kita menggunakan sebuah alat yang disebut sebagai Splitter atau pembagi line. Splitter ini berguna untuk menghilangkan gangguan ketika kita menggunakan modem ADSL. Sehingga nantinya kita tetap dapat menggunakan internet dan menjawab telepon secara bersamaan.
Contoh Modem ADSL
Contoh Penerapan ADSL